Free Soccer Ball Cursors at www.totallyfreecursors.com
PerMiDi: 2013
RSS

Sepengal Hikmah dari Perang Mu'tah



-postingan kali ini hasil comot sana-sini-
Sebuah renungan dari perang heroik, 3.000 pasukan muslim melawan 200.000 pasukan Romawi bersenjata lengkap.
Baca kisah selengkapnya di sini atau di mari.
Nah, kalau sudah dibaca kisahnya, saatnya kita berkaca...

Kita merasa berat padahal kita tidak pernah berjihad. Kita mengeluh sering pulang malam dan kecapekan karena kita tidak pernah membayangkan mobilitas para sahabat seperti Zaid, Ja’far dan Ibnu Rawahah yang menempuh perjalanan beberapa pekan, lalu berperang beberapa pekan pula. Kita mengeluhkan hari libur yang tersita sehingga jarang berekreasi bersama keluarga karena kita tak pernah menempatkan diri seperti Zaid, Ja’far dan Ibnu Rawahah yang setiap kali berangkat jihad mereka meninggalkan wasiat pada istri dan keluarganya. Kita mengeluh korban tenaga, kehujanan, sampai terkena flu bahkan masuk rumah sakit. Karena kita tak pernah membayangkan jika kita yang menjadi para sahabat. Bukan flu yang menyerang tetapi anak-anak panah yang menancap di badan. Bukan panas dan meriang yang datang tetapi tombak yang menghujam. Bukan batuk karena kelelahan tapi sayatan pedang yang membentuk luka dan menumpahkan darah.
Kita mengeluh dengan pengeluaran sebagian kecil uang kita karena kita tidak membayangkan betapa besarnya biaya jihad para sahabat. Mulai dari membeli unta atau kuda, baju besi sampai senjata. Kita mengeluhkan masyarakat kita yang tidak juga menyambut dakwah sementara Zaid, Ja’far, dan Ibnu Rawahah bahkan tak pernah mengeluh meskipun berhadapan dengan 100.000 pasukan musuh. Kita merasa berat dan seringkali mengeluh karena kita tak memahami bahwa perjuangan Islam resikonya adalah kematian. Maka yang kita alami bukan apa-apa dibandingkan tombak yang menghujam tubuh Zaid bin Haritsah. Yang kita keluhkan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan sabetan pedang yang memutuskan dua tangan Ja’far bin Abu Thalib dan membelah tubuhnya. Yang kita rasa berat tidak seberapa dibandingkan luka-luka di tubuh Ibnu Rawahah yang membawanya pada kesyahidan.
Lalu pantaskah kita berharap Rasulullah menangis karena kematian kita? Pantaskah kita berharap malaikat datang menyambut kita? Atau bidadari menjemput kita? Kemudian pintu surga dibukakan untuk kita?
Ya Allah, jika kami memang belum pantas untuk itu semua, jangan biarkan kami mengeluh di jalan dakwah ini. Ya Allah, anugerahkanlah hidayah-Mu kepada kami, dan janganlah Engkau jadikan hati kami condong pada kesesatan sesudah Engkau memberi hidayah pada kami. Aamiin.
Semoga semakin produktif menebar kebaikan, tidak gentar untuk berkorban, jauh dari segala keluhan, optimis melewati setiap ujian, berkontribusi untuk kemenangan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pagi Terdahsyat!



Pagi !!!
Di pagi ini ane mau share pengalaman beberapa peristiwa "dahsyat" yang terjadi di beberapa pagi. hehe. Mungkin bisa dibilang lebay ya, agak sih...
Tapi memang kalo diingat2 lucu bin ajaib juga tuh kejadian. 
Ini dia...

1. Pagi itu, 2008, masih awal2 kuliah. Rohis Fakultas (sebut saja; JMF alias Jamaah Muslim Fisipol) ngadain baksos ke Junud Kulon Progo. Nah, ane diamanahi bawa galon seisinya. Ha... karena sudah menyanggupi, bismillah saja. Berangkat sengaja pagi2 biar jalanan masih sepi, jam 6 dari rumah di Jalan Pleret Bantul menuju Jalan Sosio Humaniora Sleman yang jaraknya 20 menit kalo ngebut, 40 menit kalo pelan. Pake rok lebar didobel celana, pake slayer biar mukanya ketutup. Ya intinya, harus tebel muka. Galon taruh depan, untung dah pake rok lebar jadi tetap anggun. ceilah... Setelah barang2 disusun di truk TNI, ane memutuskan tuk naik motor aja karena ga bisa ikut baksos full day. Biasa ... anak sekolah ada gawean. hehe. Jadi kalo naik motor sendiri kan bisa pulang kapan saja. Modal nekat karena belum tau medan, ga ikut survey lokasi. Dan ternyata... subhanallah. Pengalaman pertama naik motor jalanannya semacam off road, kemiringannya lumayan dan masih terjal. huhu.. tanjakkan pertama hampir mlorot. Tapi Alhamdulillah... finish dengan selamat. yeay!

2. Pagi itu, mau ritual pagi, masak2 buat sarapan. Eh, gasnya habis ga ada stock. Kalo ga beli gas pagi itu juga, mau pada makan apa? akhirnya ane ma bapak ke pom. Biasanya sih yang beli gas si Mas, tapi dah pergi merantau. Pagi itu hujan, masih agak gelap ba'da subuh, kami ke pom bensin. Nggotong tabung, pake mantel, basah kuyup. huhu... dahsyat.


3. Pagi itu, ceritanya Ibu berkebun, eh, bertaman. eh, Ya itulah... nanam nanam tanaman. hehe. Ane diminta beliin pupuk di tetangga desa. Ok! dikasih uang, disuruh pake beli semua, belum tau dapat berapa bungkus. Manut manut aja karena ga tau. Nyampe sana... Ane order, ternyata dengan uang segitu (lupa berapa) dapet pupuknya woow.. lumayan banyak. Dah terlanjur sendirian, ga bawa temen, gimana bawanya??? Ha dew. Ya mau ga mau taruh depan. untung roknya lumayan lebar. tapi ya... wow dah.

4. Pagi itu, depan gerbang rumah habis ada penggalian buat pipa air. Belum dibenahin, masih ada sisa tanah yang bisa bahaya kalo ada orang lewat. Akhirnya, pagi2 ngangkutin tanah dari depan rumah ke belakang. yaa.. ya...olahraga lah.


5. Pagi itu, mobil sekian bulan nganggur di garasi. Sejak Mas merantau ke ibu kota, emang tuh mobil kebanyakan nganggur karena serumah yang punya SIM cuma si Mas. hehe. Nah, pakdhe pinjam mobil pagi itu buat urusan sekolah. Pas dinyalain, ga bisa2. Akhirnya... doronglah tuh mobil. Ane, adik dan Bapak... lumayan jauh. Mantap lah pagi itu...

Nah, ini dulu lah ya pagi terdahsyat ane, Antum punya kisah pagi yang lebih dahsyat? ^_^

Selalu ada hikmah di balik langkah bagi orang yang mau berpikir. -key- 









  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ketika Tangan dan Kaki Berkata

Akan datang hari... 
Mulut dikunci 
Kata tak ada lagi

Akan tiba masa...
Tak ada suara 
Dari mulut kita

Berkata tangan kita 
Tentang apa yang dilakukannya 
Berkata kaki kita 
Kemana saja dia melangkahnya 

Tidak tahu kita 
Bila harinya
Tanggung jawab, tiba...


Rabbana 
Tangan kami 
Kaki kami 
Mulut kami 
Mata hati kami 

Luruskanlah 
Kukuhkanlah
Di jalan cahaya 
Sempurna
Mohon karunia 
Kepada kami 
HambaMu Yang hina

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS