Kalau bisa dipersulit, mengapa dipermudah?
Yup, kalimat ini tak asing lagi kan di telinga, Sahabat? Memang benar, kalimat inilah yang paling sering muncul ketika masyarakat dikecewakan oleh pelayanan birokrasi. Birokrat yang seharusnya mengemban amanah sebagai pelayan publik, masih sering "bermain" saat bekerja. Sebagai seorang muslim, kita diperintahkan untuk husnudzan. Jadi sebagai obat kejengkelan kita kalau sedang dikecewakan oknum birokrat, mending berpikir positif saja. Dan sampai detik ini ana pun masih memiliki keyakinan jika tidak semua birokrat tidak bekerja dengan baik. Ya berpikir positif, mungkin bapaknya baru sakit gigi, jadi pelayanan tak ramah. Mungkin si ibu sedang ada masalah, jadi pelayanan lama sekali. Tetapi memang sulit ketika di satu sisi kita harus husnudzan, di satu sisi kita sering melihat beberapa birokrat dengan santainya duduk di depan monitor sambil berlayar ria di jejaring sosial. Memanfaatkan fasilitas wifi dari kantor lah. Masyarakat harus bersikap seperti apa, kalau kenyataan di depan mata seperti itu. Gaji lancar, kerjaan ga kelar. Apa sih sebenarnya birokrasi? Apa tugasnya?