Free Soccer Ball Cursors at www.totallyfreecursors.com
PerMiDi: MATI
RSS

MATI

Dulu, semasa kecil, sering hadir di fikiran ana tentang kematian. Wusss, ngeri ya... Kecil-kecil sudah berfikir mati. Tetapi sekarang ana merasa beruntung. Mengapa? Berarti kebiasaan dzikrul maut (baca: mengingat mati) itu sudah tertanam sejak kecil. Ya meskipun efeknya tidak terlalu dirasakan. Namanya juga anak-anak, sepintas lalu saja.
Biasanya kematian itu akan singgah ketika ana mendapatkan nikmat alias sesuatu yang ana inginkan dikabulkan. Sebagai contoh, mainan/ barang yang ana inginkan dibelikan oleh orang tua. Anak mana sih yang ga senang kalau keinginannya dituruti?
Nah, biasanya setelah luapan kesenangan, ana akan berfikir, "Yah, kalo aku mati, maenan ini ga akan aku bawa. Ah, maenan ini cuma sementara jadi punyaku. Ah, besok-besok belum tentu aku bisa main ini lagi!"
 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Biasanya orang akan menangis tersedu-sedu ketika malam renungan atau ESQ, di waktu ini si trainer akan mengantarkan kita ke alam pemaknaan (boso opo iki) yang mendalam.
Bayangkan, ketika kita pulang dari tempat ini... sampai di depan rumah ada bendera putih yang tertancap. Ternyata ... ada jenazah yang sudah terbujur di ruang tengah... Dan itu... Ibu.... Ibu... Ibu...
Lalu...apa yang bisa kita perbuat? Maaf ibu.... 
(menangis sesenggukan)
Lagi-lagi mengingat mati!

Hidup sekali, berbuat sesukamu, tapi ingat! Semua akan dipertanggungjawabkan menuju alam abadi. 
Mengingat mati! Membiasakan kita untuk selalu bersiaga, kapan saja. 
Tidak bisa menolak.
Tidak bisa nego, tidak bisa ditunda. 
Taubat terus-menerus... Berbuat kebaikan di mana saja, kapan saja dan terhadap siapa saja. 

Kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menjemput kita, tapi kita tahu persis seberapa banyak bekal yang kita miliki untuk menghadapinya.

K. H. Abdullah Gymnastiar

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment