Free Soccer Ball Cursors at www.totallyfreecursors.com
PerMiDi: Belajar dari Siapa Saja
RSS

Belajar dari Siapa Saja

Sahabat, masih berkisah perjalanan. Karena perjalanan tak pernah habis menapakkan jejaknya. Sebenarnya masih berhubungan dengan tulisan ini. Kalaupun ternyata ga nyambung, disambung-sambung-in yak! :)
Perjalanan, dari suatu tempat ke tempat yang lain sayang untuk dibiarkan berlalu begitu saja. Setiap meter yang kita tapaki memberi pelajaran. Pelajaran itu datang dari siapa saja, pastinya sahabat sering ingat kata: belajar bisa dari siapa saja, atau dengarkan apa yang dikatakan, jangan lihat siapa yang mengatakan. Ana sepakat. Salah satunya di jalan, tempat orang berlalu-lalang, menjemput rizki atau sekedar foto-foto (ga jarang kan lihat ada orang yang hobinya foto-foto di jalan). Berikut hikmah perjalanan yang bisa ana tulis di sini, sahabat yang punya pengalaman di perjalanan boleh menambahi :))

  1. Belajar dari tukang parkir. Mereka totalitas loooo.... Lihat saja, semangat bekerjanya untuk merapikan kendaraan atau memberi komando mobil yang mau maju mundur tak jarang membahayakan jiwanya. Pemandangan ini pernah ana lihat di sekitaran jalan menuju sebuah mall di kota Jogja. Bapak-bapak parkir itu menyeberangkan mobil, seperti biasa setelah mobeil berhasil menyeberang, ada imbalan dari si pemilik mobil. Tapi... uang Rp 1.000, 00 itu terjatuh di tengah jalan. Apa yang bapak parkir lakukan? Di tengah padatnya lalu lintas kendaraan, beliau berusaha mengambil karena memang itu haknya, penghasilannya, senyum anak istrinya. Bagi ana yang tak biasa jadi tukang parkir, ngeri juga mempertaruhkan badan di tengah jalan. Bagi kita, mungkin jika uang Rp 1000, 00 terjatuh akan lebih mudah mengikhlaskannya. Tetapi bagi bapak itu, begitu berharga. Setoran keluarga cuy. Kunci dari kisah ini adalah totalitas :)
  2. Kali ini, belajar dari pencari besi jalanan. Pernah lihat? Jika belum, ana ceritakan sedikit kisah mereka. Berbekal bagor (semacam karung beras) dan alat sederhana yang ana yakin itu buatan mereka sendiri. Alatnya hanya kayu yang ujungnya diberi magnet agar besi-besi yang mereka cari bisa menempel. Besi. Ya, yang pasti target mereka adalah besi. Entah seperti apa bentuknya, mungkin paku, perkakas motor atau barang-barang bekas lainnya. Mereka menyusuri jalanan yang ana kurang tahu dari mana awalnya dan di mana akhirnya. Jalan kaki, tapak demi tapak, sambil memastikan adakah besi yang tertempel di magnet dan bisa dimasukkan di karung agar bisa dikilokan. Telaten. Fokus pada target.
  3. Kalau yang ini sebagai mahasiswa ana pernah merasakannya. Di perempatan saat lampu merah, berkeliling menghampiri kendaraan yang berhenti sambil memastikan lampu belum hijau. Apa itu? Saat itu ana mengikuti aksi simpatik untuk saudara di Palestine, mengedarkan kotak amal dan leaflet juga stiker. Tetapi pekerjaan yang akan kita bedah (ceile) kali ini adalah tukang koran. Ya, mereka berpanas-panasan, kadang kehujanan tak lelah mengedarkan koran ke pengendara saat lampu merah. Jelas juga mereka tak pernah lengah untuk memperhatikan lampu di perempatan itu. Jangan sampai lampu sudah hijau tetapi masih di tengah jalan. Bisa-bisa habis kita. Yup, harus tetap waspada karena akan banyak tantangan yang menghadang di kehidupan kita. Yaaa banyak syetan yang menggoda kita, jangan sampai lengah dan berbelok dari jalan lurus :))
  4. Polisi yang melayani masyarakat. Mereka sangat membantu kita dalam perjalanan, berdiri dengan gagahnya di tengah perempatan jika lampu bangjo sedang mati. Menyeberangkan nenek-nenek, adik-adik kecil atau sigap menolong saat ada kecelakaan. Memberi banyak manfaat, karena sebaik-baik manusia adalah manusia yang banyak manfaatnya :))

    Ana yakin, masih banyak kisah yang bisa diambil. Mari....mari...saling berbagi  (key)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment